Tersesat dan Nyasar di Padang Pasir Bromo Part 1

Brrrrmmmmmmm! Brmmmmmm! ” suara motor menjerit keras mengangkat beban kami berdua. “Yud kurangin berat badan sedikit lah!” kata Wahyu, teman yang menemani saya ke Bromo. Kami menuju Bromo melewati jalur Tumpang -Gubuk Klakah. Kami tahu padahal jalur itu cukup esktrim, tapi kami nekat mengikuti jeep dari belakang.

Saat sedang asyiknya mengikuti Jeep dengan motor bebek kami, tiba2 kami melihat 2 motor yang bermasalah. Saya ingat sekali itu pukul 1 malam. Ditengah jalan berbatu itu, kami berinisiatif stop untuk membantu mereka.

Ternyata, ada masalah pada motor mereka. Mereka meminjam beberapa kunci untuk membuka bagian mesin. Kami menunggu sekitar 30 menit, dan 1 motor temannya, berangkat duluan meninggalkan kami. “Huff, dasar teman tidak korsa. Ini temannya bermasalah malah ditinggal” pikirku. Akhirnya, mereka mengembalikan kunci, dan motorpun bisa menyala kembali. Kami segera pamit dan menuju ke arah PadangPasir yang gelap, sendirian. “Yu, gimana nih? Ikutin aja jalur ban jeep?” tanyaku. “Iya santai aja, aku dah kesini 3x, Insya Allah hafal” kata Wahyu. Kami menyusuri jalan berbatu hingga mulai ke jalur berpasir, dan semua mulai terlihat.

Gelap. Dingin. Penuh Kabut.Jarak pandangan hanya 3m dengan lampu jauh yang kami gunakan. Saya mengecek jam tangan saya, sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Saya masih pede aja mengikuti jalur, karena awal2 masih terlihat batas jalan, ada rumput2 di pingggir pasir yang menunjukkan batas jalan.

Kami saat itu benar2 sendirian. Sayapun sempat bercanda, “kalau nyasar disini apa kabar ya?haha” candaku. Wahyu hanya diam saja. Sepertinya dia serius sekali. Saya mulai sadar, kita berjalan berputar2 saja setelah melewati rumput batas tadi.

Sekarang pasir, kabut, dan kegelapan menyelimuti kami. Entah arah kemana yang kami tuju. Beberapa kali kami sempat hampir terjatuh karena adanya gundukan pasir yang cukup tinggi. Kami berputar2 selama setengah jam, dan akhirnya bertemu dengan teman yang motornya kami bantu tadi. “Kalian tau jalan bro?” Tanyaku. Mereka menggelengkan kepalanya. Pertanda buruk bagi kami. Sudah jalan saja, nanti kalau menemukan tempat yang nyaman dan rata, kita parkir dan tiduran disana menunggu sampai pagi, gumamku. Tapi teman yang dimotor bilang, kalau malam suka banyak binatang atau yang aneh2. Lebih baik tetap jalan.