“Selamat datang di Gua Tewet.” Buka Anto salah satu personil tim pemanjat & pemandu situs cagar budaya Gua Tewet persis di depan mulut gua sembari membantu melepaskan peralatan panjat yang memenuhi standar keselamatan yang menempel di tubuh saya.
Sebelum memasuki, kami diwajibkan rehat sejenak. Tak hanya untuk meregangkan otot namun yang terpenting adalah membiarkan uap panas dari dalam tubuh kita keluar, sebab suhu panas tubuh tersebut beresiko mempengaruhi kadar warna prehistoric rock art atau gambar cadas di dalam gua bila kita di dekatnya. Maka itu suhu tubuh perlu didinginkan terlebih dahulu. Caranya adalah dengan istirahat sejenak dan menenangkan raga yang baru saja melewati perjalanan yang cukup jauh dan memacu adrenalin.
Untuk dapat masuk perlu dipatuhi & dipenuhi beberapa protokol dasar kegiatan memasuki gua, diantaranya wajib mengenakan helm & sepatu, serta dilarang menyentuh apalagi merusak gambar cadas. Mempertebal protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Envinronment) dalam berkegiatan luar ruang wisata minat khusus di bentang alam karst Sangkulirang-Mangkulihat ini.
Gambar cadas ini pertama kali dilihat oleh seorang pencari sarang burung walet yang bernama Tewet pada tahun 1964 di usia mudanya . Maka itu nama gua yang berada di ketinggian 90 meter dari permukaan sungai ini diambil dari nama beliau untuk menghormati nya.
Bertahun-tahun para peneliti gambar cadas yang dipimpin oleh DR. Pindi Setiawan, yang tentunya dengan setia didampingi Tewet, meneliti dan mempelajari cagar budaya yang telah berusia 40.000 tahun yang lalu ini. Boleh dibilang yang tertua di dunia yang pernah ditemukan, meski masih banyak lagi sekitar lebih dari 50 situs gua yang terdapat gambar cadas di kawasan ini. Walau ada sedikit persamaan, namun gambar-gambar ini memiliki makna, corak, goresan serta bahan dasar yang berbeda dibanding beberapa gambar cadas prasejarah yang tersebar di beberapa titik di Indonesia, macam Maros, Sulawesi Selatan, dan Misool, Papua Barat. Menyuratkan dan menyiratkan beberapa pesan berupa pola hidup, ide, identitas, konsep hidup dsb pada peradaban persebaran manusia kala itu.