Batik Tanah Liek, Dari Tanah Liat?

Batik Tanah Liek, Dari Tanah Liat?

Jika biasanya kita melihat batik yang dilukis dengan bahan malam yang dicairkan, pernah dengar tentang Batik yang dilukis dengan tanah liat?

Berawal dari cerita Ibu Wirda Hanim ketika Ibu Wirda sedang datang ke sebuah upacara adat di daerah Batusangkar lalu melihat batik-batik yang digunakan ibu-ibu di sana sudah mulai pudar. Ibu Wirda lalu berinisiatif untuk kembali menghidupkan batik yang diwarnai oleh tanah liat tersebut.

Batik Tanah Liek sendiri sudah menjadi budaya di masyarakat Minangkabau sejak dulu, tetapi banyak orang yang belum mengetahuinya. Baru-baru ini saja, karena usaha Ibu Wirda untuk melestarikan Batik Tanah Liek, sekarang Batik Tanah Liek menjadi salah satu hal yang dicari bagi para pecinta batik. Selain dari keunikannya yaitu tanah liat yang digunakan sebagai bahan pewarna, terdapat lagi pesan-pesan filosofis dari motif yang dituliskan diatas batik. Semua yang dituliskan diatas batik, memiliki artinya masing-masing. Semua motif yang dituliskan pun berhubungan dengan Sumatera Barat, misalnya rumah Gadang, jam Gadang, Danau Maninjau, dan banyak motif lainnya. Kadang, ada juga motif yang mengikuti motif tumbuhan yang biasa diukir di rumah Gadang.

Selain menggunakan tanah liat, Ibu Wirda juga menggunakan jengkol sebagai bahan untuk membuat batik lho

Karena Ibu Wirda sangat giat melestarikan budaya Batik Tanah Liek , beliau pernah mendapatkan penghargaan Upakarti dari Pak Presiden SBY tahun 2006. Kembali melanjutkan, ternyata nggak hanya tanah liat saja yang digunakan oleh para pengrajin tanah liek, tetapi juga menggunakan banyak bahan lain, misalnya kulit rambutan, kulit gambir, kulit pinang bahkan kulit jengkol. Jadi pewarnaannya semua dari alam. Tapi tenang, nggak bau jengkol kok batiknya! Setelah menyiapkan bahannya, cara pembuatannya nggak berbeda jauh dengan batik tulis pada umumnya.

Kebayang nggak sih Batik yang dibuat dari bahan-bahan alami? Hanya ada di Sumatera Barat lho! Bener-bener harus dijaga karena Batik Tanah Liek ini sempat mati suri, lalu Ibu Wirda Hanim membangkitkannya kembali dengan kegigihan serta kesabarannya. Jelas, salah satu #MahakaryaIndonesia banget. Source : Instagram @catatanbackpacker.